Tulisan ini dimuat di Jambi Ekspress, Selasa 17 Februari 2015
Kepemimpinan daerah Jambi ditingkat Gubernur akan mengalami regenerasi melalui pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 2016 mendatang. Dihitung dari saat ini, bukan waktu yang panjang untuk menuju pilkada gubernur Jambi 2016. Untuk itu, sejumlah tokoh yang digadang-gadang akan tampil pada bursa pilkada gubernur itu telah bermunculan diberbagai media, baik cetak, elektronik, media iklan luar ruangan, media sosial terutama. Dua tokoh yang sering dibicarakan dan menjadi isu panas di media sosial dalam bursa pilkada gubernur Jambi adalah Hasan Basri Agus (HBA) dan Zumi Zola Zulkifli (ZZZ).
Kepemimpinan daerah Jambi ditingkat Gubernur akan mengalami regenerasi melalui pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 2016 mendatang. Dihitung dari saat ini, bukan waktu yang panjang untuk menuju pilkada gubernur Jambi 2016. Untuk itu, sejumlah tokoh yang digadang-gadang akan tampil pada bursa pilkada gubernur itu telah bermunculan diberbagai media, baik cetak, elektronik, media iklan luar ruangan, media sosial terutama. Dua tokoh yang sering dibicarakan dan menjadi isu panas di media sosial dalam bursa pilkada gubernur Jambi adalah Hasan Basri Agus (HBA) dan Zumi Zola Zulkifli (ZZZ).
Kedua tokoh tersebut yaitu HBA, saat
ini masih aktif sebagai gubernur Jambi, sedangkan ZZZ juga masih aktif sebagai
bupati Tanjung Jabung Timur yang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Jambi, hingga pilkada gubernur Jambi 2016 mendatang. Keduanya intens
dibicarakan di media sosial semacam facebook oleh netizen (warga internet)
Jambi. Di laman facebook, netizen yang intens membicarakan keduanya telah
terkelompok menjadi dua dukungan antara HBA dan ZZZ, saling mengklaim kebaikan
masing-masing tokoh, bahkan keburukannya juga.
Bagi netizen Jambi, kedua tokoh
tersebut sosoknya cukup mewakili golongan dalam masyarakat Jambi. HBA diklaim
oleh pendukungnya di internet sebagai wakil golongan tua, yang walaupun
memiliki latar belakang birokrasi, namun dirasa cukup merakyat karena terlahir
dari latar belakang keluarga kampung di Sarolangun, yang sederhana, dan akrab
dengan tradisi kehidupan masyarakat Sarolangun serta melayu Jambi pada umumnya.
ZZZ sebaliknya diklaim sebagai sosok yang mewakili tokoh muda di Jambi,
menyandang nama dinasti besar pebisnis di Jambi yang telah terbukti sukses
menjalankan imperium bisnisnya hingga kini, disamping fakta bahwa ayahandanya
tercatat sebagai tokoh kepala daerah yang pernah menjabat sebagai gubernur
Jambi selama dua periode sebelum lengser oleh kepemimpinan HBA.
Selain latar belakang kedua sosok
tersebut, kampanye negatif untuk menyerang kedua tokoh juga intens dilemparkan
sebagai isu panas di media sosial oleh masing-masing netizen. HBA sebagai
eksekutif daerah di Jambi saat ini, tak lepas dari kritik pedas yang
dilemparkan oleh netizen. Kritik pada HBA paling sering dipaparkan seputar apa
saja yang telah diperbuat HBA selama periode kepemimpinannya sebagai gubernur
di Jambi? Kritik paling banyak ditujukan kepada HBA seputar program andalan
Samisake yang dinilai masih belum optimal, prasarana transportasi yang tak
kunjung juga membaik, pelayanan publik yang kurang memuaskan, program Jambi
Emas yang dianggap kurang nyata bagi masyarakat Jambi, dan masih banyak lagi.
Tak lebih dari apa yang dikritikkan
pada HBA, ZZZ juga sama banyaknya menuai kritik dan kampanye negatif terkait
kedudukannya sebagai eksekutif daerah di Tanjung Jabung Timur, maupun secara
pribadi. Netizen banyak mengkritisi langkah ZZZ yang belum optimal sebagai
pemimpin di kabupaten Tanjung Jabung Timur, terkait dengan beberapa kekurangan
penanganan masalah pembangunan di kabupaten tersebut selama periode
kepemimpinannya yang dirasa tidak cukup
maju dari pemimpin sebelumnya. Kesejahteraan dan pelayanan publik yang
diwujudkan bagi masyarakat Tanjung Jabung Timur yang masih jauh dari
angan-angan. Paling pedas, netizen merasa ZZZ hanya sekedar sosok pemimpin yang
hanya sibuk dengan pencitraan diri. Tak
heran kemudian serangan kampanye negatif gambar-gambar ZZZ yang diaplikasikan
sedemikian rupa sebagai sosok yang jauh dari kehidupan masyarakat Jambi, karena
latar belakangnya sebagai artis ibukota, anak gaul, anak orang kaya yang tidak
terbiasa hidup sederhana dan kurang memahami budaya melayu Jambi, juga marak di
iklankan oleh netizen.
Terlepas dari klaim kebaikan dan
kampanye negatif yang dilakukan oleh netizen terhadap kedua tokoh tersebut, isu
yang mencuat diantara netizen adalah apakah yang Jambi butuhkan kedepan sosok
pemimpin muda atau tua ? apakah kepemimpinan bagi masyarakat Jambi membutuhkan nalar
yang dikelompokkan menjadi : saatnya yang muda memimpin, atau : yang tua sudah
selayaknya di gantikan dengan generasi muda? Atau bisa jadi begini : yang tua
atau muda dapat memimpin selama dapat melakukan perubahan dan bermanfaat bagi
peningkatan hajat hidup banyak masyarakat Jambi.
Nalar kepemimpinan generasi tua atau
muda mencuat memenuhi ruang publik Jambi menjelang pilkada gubernur Jambi 2016.
Beberapa periode kepemimpinan gubernur
Jambi sebelumnya, tercatat memang belum pernah ada tokoh semuda ZZZ yang di
gadang-gadang maju dalam bursa pemilihan kepala daerah Jambi, belum pernah ada
yang memimpin negeri Jambi semuda ZZZ yang merupakan generasi lahir pada tahun
80-an. Namun dalam bursa politik apakah
itu pada pemilihan legislatif hingga bupati pada pasca reformasi, generasi muda
Jambi bermunculan mewarnai arena kompetisi politik, dan tercatat beberapa
diantara mereka berhasil menduduki kursi legislatif di daerah maupun nasional.
Tetapi rasanya tua atau muda yang
bakal memimpin negeri Jambi akan menghadapi tantangan yang sama ; Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) 2015, yang mulai bergulir di depan mata, kemudian perubahan
sosial masyarakat Jambi dikarenakan dampak kemajuan tekhnologi informasi, dan
oleh karena itu tuntutan terhadap pemaksimalan pelayanan publik menjadi sesuatu
yang utama, perkembangan Jambi menuju kota wilayah urban yang akan terhubung
dengan kota-kota lainnya di Indonesia dan dunia. Pada yang demikian ini dibutuhkan
nalar kepemimpinan yang memiliki pandangan terbuka dan luas terhadap segala
perubahan dan sekaligus kemampuan selektifnya, mampu memberikan manajemen
kepemimpinan yang baik untuk memecahkan solusi bersama yang dihadapi masyarakat
Jambi, juga bagaimana kepemimpinan tersebut mampu mensinergikan segala
kepentingan yang bertemu di ruang publik tanpa harus mengorbankan rakyat Jambi
demi alasan konsumtif kepentingan tertentu, pemilik modal terutama, mampu
memotivasi rakyat Jambi lebih kreatif
dan mandiri sama seperti halnya masyarakat pada daerah lain, mampu membentuk
dan merawat identitas negeri Jambi.
Ahh..rasanya tua atau muda pemimpin
yang bakal maju pada pilkada gubernur Jambi 2016 mendatang, masyarakat Jambi
lebih tahu bagaimana cara memilihnya yang terbaik bagi masa depan Jambi.
0 Komentar untuk "Tua atau Muda Dalam Pilkada Gubernur Jambi"